JANGAN KAU NANGIS LAGI
Melihat kau berduka
meratap hiba
pada nasib sengsara
Aku ikut gulana.
meratap hiba
pada nasib sengsara
Aku ikut gulana.
Adik, kesatlah air suam di pipi
jangan kau nangis lagi.
jangan kau nangis lagi.
Kau katuplah pintu mata air
pada mata yang sekian lama mengalir.
pada mata yang sekian lama mengalir.
Mata
yang hanya dua
jangan kau perbuta
dengan genangan air lara.
yang hanya dua
jangan kau perbuta
dengan genangan air lara.
Apa kau kira
nestapa bisa mengubat luka
menawar duka?
nestapa bisa mengubat luka
menawar duka?
Bukalah mata
lihat betapa indah cahaya
menyelinapi jendela.
lihat betapa indah cahaya
menyelinapi jendela.
Tinggalkan segala duka di belakang
duniamu masih terang-benderang.
duniamu masih terang-benderang.
18 Ogos 1993
Hashim Yaacob, Air Manik Astagina, Dewan Bahasa & Pustaka,
Kuala Lumpur, 1994
ISBN 983-62-4230-9 ISBN 983-62-4230-9
Kuala Lumpur, 1994
ISBN 983-62-4230-9 ISBN 983-62-4230-9
.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar