Love, Poem, Music, Art, Life, Humor and Perspective

Pengikut

Tampilkan postingan dengan label Puisi/Poem. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Puisi/Poem. Tampilkan semua postingan

Kamis, 22 September 2011

Bungan dan Selut

BUNGA DAN SELUT




http://favim.com/mini/201105/15/beautiful-flower-pink-romantic-rose-45092.jpg



Bunga, pada dada
disemat merah kuku di hujung jari.
Pada mata tentu bunga
pada yang ketahui, lain erti.
Selut, pada muka
dilempar merah bibir di pangkal mulut.
Pada mata tentu selut
pada yang ketahui, lain cerita.
Ada ketika
bunga bukan bunga.
Selut bukan selut.
Selut menjadi bunga.
Bunga menjadi selut.
.

5 Nov 1993 

 

Hashim Yaacob, Air Manik Astagina, Dewan Bahasa & Pustaka,
Kuala Lumpur, 1994, ISBN 983-62-4230-9

Jangan Kau Nangis Lagi

JANGAN KAU NANGIS LAGI 

 


https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhukUURpyxaK8wkW4Mu4x8epv6nNnlgAMbWhxLs2_3V7z7XXs5zWtc-5syS3CIfhGHUWOv_D1b8HrINmHSOeLBVCZR5Kv-WLBD_tUT6bg5j8J2WxV1SRZXtlWvqmqPrFIXUOiX3QF_HJhc/s1600/cryeye.jpg



Melihat kau berduka
meratap hiba
pada nasib sengsara
Aku ikut gulana.
Adik, kesatlah air suam di pipi
jangan kau nangis lagi.
Kau katuplah pintu mata air
pada mata yang sekian lama mengalir.
Mata
yang hanya dua
jangan kau perbuta
dengan genangan air lara.
Apa kau kira
nestapa bisa mengubat luka
menawar duka?
Bukalah mata
lihat betapa indah cahaya
menyelinapi jendela.
Tinggalkan segala duka di belakang
duniamu masih terang-benderang. 




18 Ogos 1993



Hashim Yaacob, Air Manik Astagina, Dewan Bahasa & Pustaka,
Kuala Lumpur, 1994
ISBN 983-62-4230-9 ISBN 983-62-4230-9
.

Rabu, 21 September 2011

Kaki yang Melangkah

Kaki Yang Melangkah



https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjeg7SlSs3XG0FAhgRIa3EIvljyA21WWOZyLZkjijbOIBLJrYr1xcskHE05SqVEL9UWO9i_IhFYuBhWZw8r3MCPsZiIo1hD54YL_c3bw4U4aN-HzDKSlY0PkJsmhyphenhyphenV2XiP-rZUTgvJuR-gi/+love+wallpaper+12.jpg




Akan kuatkah kaki yang melangkah
Bila disapa duri yang menanti
Akan kaburkah mata yang meratap
Pada debu yang pastikan hinggap
Mengharap senang dalam berjuang
Bagai merindu rembulan di tengah siang
Jalannya tak seindah sentuhan mata
Pangkalnya jauh hujungnya belum tiba



http://ainuamri.wordpress.com

Cinta Allah

 CINTA ALLAH



https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiCpf8XGP8Ct9-9_IfpCq_bxkO7H5m7YJpNgt2PuhwZy5HkDz_99cTfDJnwlVBUmK07tjUcxWW8w_El0xFToyhBsCm9ngh7vfbBawvkIS2Fd7VVy29QAVn5ZM_7fLRlI0d1SB4WXEJD1-Bm/+1.jpg




Jangan memuji kecantikan pelangi
Tapi pujilah Allah
Yang menciptakan Langit & Bumi
Jangan percaya
Denga kata-kata bijakku
Tapi percayalah Firman Allah yang Maha Benar
Jangan masukkan namaku di hatimu
Tapi masukkan nama Allah
Hingga hatimu tenang
Jangan sedih jika cintamu di dustakan
Tapi sedihlah jika engkau dustakan Allah
Jangan pula engkau minta cinta kepada penyair
Tapi mintalah kepada Allah
yg memiliki cinta yg kekal dan sejati
Ya Allah yang Maha Rahman & Rahim
Jangan jadikan hatiku batu yg mengeras
Hingga lupa akan rahmatMu
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~



Jumat, 16 September 2011

Dari Seorang Teman

Dari Seorang Teman



Happy Mothers Day flower wallpaper flower

Bila ada yang sayang,
Jangan lukai hatinya.
Bila ada yang cinta,
Jangan kamu titiskan air matanya.
Bila ada yang menanti,
Pastikan kamu kembali.

Bila ada yang setia,
Lakukan yang sama.
Bila dia pergi,
Pergilah kejari selagi merasa dia bererti.
Kerana bila dia tiada di sisi.
Kamu akan sunyi dan sepi..


 
~ Comic Comot dari Info For Us

Sabtu, 10 September 2011

Bulu-Bulu Yang Indah

 BULU-BULU YANG INDAH



beautiful peacock




”Haruskah aku mencabutnya,” keluh burung merak,
”Bulu-bulu yang indah mempesona yang hanya menggoda kebanggaanku ini.”

Akan hal kehebatan bakat itu, baiklah orang bodoh berjaga-jaga:
Mabuk pada umpan, namun tak pernah melihat perangkap.
Gunakan seluruh kekuatan dan kecakapanmu untuk takut kepada Tuhan,
Tiada kutukan yang sangat berbisa selain kebebasan-kehendak.





Puisi Oleh: Jalaluddin Rumi, Mas. V, 648

Seratus Juta

SERATUS JUTA




palms and purple sky



Umat miskin dan penganggur berdiri hari ini
Seratus juta banyaknya
Di tengah mereka tak tahu akan berbuat apa
Kini kutundukkan kepala, karena
Ada sesuatu besar luar biasa
Hilang terasa dari rongga dada
Saudaraku yang sirna nafkah, tanpa kerja
berdiri hari ini
Seratus juta banyaknya
Kita mesti berbuat sesuatu, betapun sukarnya.

1998





Taufik Ismail

Aku Ingin

AKU INGIN



white flowers and sky



Aku ingin mencintaimu dengan sederhana
dengan kata yang tak sempat diucapkan
kayu kepada api yang menjadikannya abu

Aku ingin mencintaimu dengan sederhana
dengan isyarat yang tak sempat disampaikan
awan kepada hujan yang menjadikannya tiada





Sapardi Djoko Damono

Kamis, 08 September 2011

DOA

DOA


zeeland field



kepada pemeluk teguh

Tuhanku
Dalam termangu
Aku masih menyebut namaMu

Biar susah sungguh
mengingat Kau penuh seluruh

cayaMu panas suci
tinggal berkedip lilin di kelam sunyi

Tuhanku

aku hilang bentuk
remuk

Tuhanku

aku mengembara di negeri asing

Tuhanku
di pintuMu aku mengetuk
aku tidak bisa berpulang

13 November 1943


 


Puisi Oleh: Chairil Anwar
http://syairsyiar.blogspot.com

Puisi Untuk Pak Pres

Puisi untuk Pak Pres

 

april may

 

 

Pemberian dari sastrawan. :) )

aku ingin bercerita teman…
tentang seseorang yang kukenal
ssorg yg membuatku merasa iri
ssorg yg membuatku merasa bahwa aq bukanlah siapa2
ssorg yg patut dijadikan contoh
ssorg yg patut dijadikan pemimpin
dulu…ia bukanlah siapa2
dulu…ia tak lebih dari seoonggok kertas kosong
dulu…ia hanya air yg makin keruh oleh sampah
tapi ia tetaplah manusia
yg bisa berubah
yg bisa lebih dekat kepada-Nya
dan sekarang ia berbeda…
dari sikap sok
menjadi santun…
dari tidak tahu
menjadi tahu
dari tidak peduli
menjadi peduli
dari mengusik
jadi berbisik
dari salah
menjadi benar
dari lemah
menjadi kuat,,,
sungguh teman…
ia begitu istimewa
di balik sikapnya yang suka seenaknya sendiri
terdapat pesan2 indah
yg menjelaskan apa arti kehidupan
dalam buaian keluh kesah
di balik canda tawanya
terdapat gurauan yang menyejukkan
yang menautkan hati2 manusia menjadi sebuah keluarga
di balik tingkah anehnya
ada makna dan tujuan yang ingin ia capai
teman…
ia bak air yang mengalir dari pegunungan…
yg mulanya kotor kemudian diserap tanah…
dan akhirnya jadi bersih
mengalir menuju lembah ke laut
perjalananny pun tak selancar arusnya
kdg di atas kadang di bawah…
kdg bening kadang keruh
kdg ia pun bertemu air lain
yg mengajarkan pelajaran berbeda
yg memberinya ilmu baru
yg mengajarkannya memaknai hidup
namun….
air tidak selamanya bersih…
butiran pasir dan debu pernah mengotorinya…
tapi air tak pernah menyerah
selalu mengalir menuju hilir
dan akhinya menjadi buih tak tampak
bersatu beradu dengan deburan ombak
dan selamanya akan tetap begitu
sekalipun belum sempurna
sang air telah mengajarkan banyak
ia mengajarkan hakikat hidup
hakikat belajar dan mengajar
hakikat mengerti dan dimengerti
hikmah mengambil pelajaran
hikmah bersabar dan ikhlas
dan juga tuk lebih mengenal-Nya…
sungguh teman…
ia yang dulu dan sekarang sangatlah berbeda
perubahan total ya…
ya..perubahan mengubah segalanya…


Oliver Wood




http://genirangrang.wordpress.com

Kenangan Akan Masa Depan

Kenangan akan masa depan

 

blossoms and blue

 

 

kenangan kemarin:
Menjadi seorang pemberani
menjadi seorang yang tak kenal putus asa
menjadi kekuatan di tengah2 kelemahan
menatap hidup lebih optimis.
diri yang dulu berkata :
saya yang dulu selalu terdepak karena saya
saya yang dulu selalu terhempas karena cinta yang fana
saya terdesir karena berjalan di tengah gurun
saya gila karena tak kunjung memiliki makna
hari ini Titah Tuhan tlah di turunkan
masih saja terseok seok dalam kebodohan
masih saja menjadi seorang pendosa
masih saja menjadi seorang penata
Jutaan tanya mendera
Bisakah saya berjanji demi hari ini
Bisakah saya selalu melewatkan takdir terbaik saya??
bisakah kamu tidak pernah ingkar??

Didalam masa depan :
Berteriak. . .
Berdiri tegar
Sudah melangkah benar pada jalan
Sudah begitu hangat kehadirannya
Sudah begitu cinta tulusnya
Sudah begitu menyentuh pengabdiannya
Sekarang. . .saya sudah menjadi orang berhati besar.




http://genirangrang.wordpress.com

Rabu, 07 September 2011

Sepanjang Namamu



http://farm4.static.flickr.com/3325/3431364511_2d9474b0a3.jpg



1
Belum lengkap kusebut namamu. Sedangkan
Fajar telah lama mekar. Kabut pagi terus
Beringsut. Dan burung-burung bersiut-siut
Di antara reranting nangka milik tetangga

2

Mestinya telah kupanggil namamu berkali-kali
Ketika matahari membakar separuh rambutku
Bayang-bayang tubuhku menciut lebih pendek
Dari aslinya. Lalu kucium mesra keningmu

3

Masih tak kuseru namamu. Ketika para petani
Mulai menyirami bunga kol. Dan batang labu
Mengendorkan lilitannya di setiap pagar bambu
Tiang listrik berbayang-bayang lebih panjang

4

Tak kueja juga namamu. Padahal lembayung telah
Berkelebat di rerimbun markisa. Burung-burung
Bergegas pergi ke sarang di atas sunyi perigi
Dan matahari berkemas sembunyi ke balik bukit

5

Harusnya kukekalkan cinta sepanjang namamu
Sebelum kota sepi. Dan kita terbaring bersama
Mimpi. Tenggelam dalam temaram lampu. Hitam
Sepanjang malam. Lalu diam sepanjang namamu

1995





Puisi Oleh: Beni R Budiman
http://syairsyiar.blogspot.com

Selasa, 06 September 2011

Sekuntum Mawar Merah




Sekuntum mawar merah sebuah puisi
Untuk gadis pilihan oh.. di bulan Februari
Mulanya cinta bersemi dan kehadiran
Ribuan mimpi-mimpi menusuk di hati
Haruskah kuulangi

Kemesraanmu dan cintaku
Berlagu dalam irama nan syahdu
Tapi mengapa hanya sementara
Api yang menyala padam tiba-tiba

Terkenang kembali lagu cinta lama
Kisah mawar berduri
Menusuk di hati
Haruskah ku ulangi



Alleycats
http://www.flickr.com
TENTANG MATAHARI







Matahari yang di atas kepalamu itu
adalah balonan gas yang terlepas dari tanganmu
waktu kau kecil, adalah bola lampu
yang di atas meja ketika kau menjawab surat-surat
yang teratur kau terima dari sebuah Alamat,
adalah jam weker yang berdering
sedang kau bersetubuh,
adalah gambar bulan
yang dituding anak kecil itu sambil berkata :
"Ini matahari! Ini matahari!"
Matahari itu? Ia memang di atas sana
supaya selamanya kau menghela
bayang-bayanganmu itu.





Sapardi Djoko Damono
http://danakaryabakti-indonesianpoems.blogspot.com


Senin, 05 September 2011

Kata, Kata, Kata




photo



Kenangkanlah gumam pertama
Pertemuan tak terduga
Di suatu kota pantai
Di suatu hari kemarau
Di suatu keasingan rindu
Di suatu perjalanan biru
Kenangkanlah bisikan pertama
Risau pertarungan kembara
Duka percintaan sukma
Rahasia perjanjian sunyi
Kenangkanlah percakapan pertama
Gugusan waktu, napas dan peristiwa
Mungkin hanya angin, daun dan debu
Pesona terakhir nyanyian sajakku






Puisi Oleh: Umbu Landu Paranggi 
http://syairsyiar.blogspot.com
TAMAN






















Taman punya kita berdua tak lebar luas, kecil saja satu tak kehilangan lain dalamnya. Bagi kau dan aku cukuplah
Taman kembangnya tak berpuluh warna

Padang rumputnya tak berbanding permadani

halus lembut dipijak kaki.

Bagi kita bukan halangan.

Karena

dalam taman punya berdua

Kau kembang, aku kumbang

aku kumbang, kau kembang.

Kecil, penuh surya taman kita

tempat merenggut dari dunia dan ‘nusia


Maret, 1943




Chairil Anwar

http://syairsyiar.blogspot.com

Minggu, 04 September 2011

Hujan Bulan Juni




tak ada yang lebih tabah
dari hujan bulan juni
dirahasiakannya rintik rindunya
kepada pohon berbunga itu
tak ada yang lebih bijak
dari hujan bulan juni
dihapusnya jejak-jejak kakinya
yang ragu-ragu di jalan itu
tak ada yang lebih arif
dari hujan bulan juni
dibiarkannya yang tak terucapkan
diserap akar pohon bunga itu



Sapardi Djoko Damono
http://greenyazzahra.wordpress.com

Deklarasi cahaya



 





















Dengan nama Allah! Menjelmalah tongkat Musa
menjadi perkasa, menelan segala ular
dari sihir peradaban. Tongkat itu pula
yang membelah lautan membuka jalan
pembebasan. Tapi siapa
yang tahan hidup merdeka
berdiri bebas menengadah cakrawala?
Hanya para Nabi dan pencinta
dengan hati bunga dan kerinduan serba cahaya
yang bisa hidup merdeka
menerbangkan diri dari
gaya tarik dunia




Agus R. Sarjono
http://agusrsarjono.wordpress.com

Sabtu, 03 September 2011

PERAHU KERTAS




Waktu masih kanak-kanak kau membuat perahu kertas dan kau layarkan di tepi kali; alirnya Sangat tenang, dan perahumu bergoyang menuju lautan.

“Ia akan singgah di bandar-bandar besar,” kata seorang lelaki tua. Kau sangat gembira, pulang dengan berbagai gambar warna-warni di kepala.

Sejak itu kau pun menunggu kalau-kalau ada kabar dari perahu yang tak pernah lepas dari rindu-mu itu.

Akhirnya kau dengar juga pesan si tua itu, Nuh, katanya,

“Telah kupergunakan perahumu itu dalam sebuah banjir besar dan kini terdampar di sebuah bukit



Sapardi Djoko Damono
http://greenyazzahra.wordpress.com

Sajak Dua Belas







Langit tak pernah curiga. Ia hanya melengkung di atas kita,
di tengahnya matahari-seperti bola mata.
Langit tidak pernah mengawasi langkah kaki kita,
tak pernah risau apakah kita ke selatan atau utara.
Langit suka berkaca pada bola matamu, yang tak letih
Menatapku, yang tak pernah berkejap seolah kawatir ia akan
Meninggalkanmu; di tengah kota yang selalu gelisah membincangkan cuaca
langit tak pernah mendengar keluhmu, “Kenapa ia di sana?”




Sapardi Djoko Damono, Perahu kertas
http://greenyazzahra.wordpress.com